BATULICIN –Selama pelaksanaan Expo Tanah Bumbu dan Pesta Adat Mappanre Ri Tasie di Pagatan Kecamatan Kusan Hilir, setiap harinya ada ribuan pengunjung dan lokasi parkir ada dimana-mana selalu penuh.
Tarif parkir juga menerapkan sistem insidentil selama kegiatan berlangsung dari 17 April hingga 1 Mei 2024.
Namun selama kegiatan, ternyata Pendapatan Daerah disektor parkir masih minim. Hal ini terungkap saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Tanah Bumbu membahas perihal kegiatan Expo dan Mappanre Ri Tasie.
Saat rapat, Dinas Perhubungan dihadiri Kasi Perparkiran, Rahmat yang menyebutkan PAD selama itu tidak teralu tinggi karena lebih fokus melakukan pengawasan dan pengamanan jalur.
“ Pendapatan parkir hanya sekitar 9 juta selama pelaksanaan kegitan,” katanya di RDP tersebut.
Mendengar itu, Anggota Komisi I DPRD Tanah Bumbu, Syamsisar menyoroti minimnya pendapatan parkir. Padahal semuanya menerapkan tarif insidentil kendaraan roda dua Rp 5000 dan Mobil Rp 10.000.
“ Wah pendapatannya tidak sebanding. Tarif mahal tapi kok pendapatan sangat minim. Jika seperti itu, lebih baik tarif normal saja bila pendapatan daerahnya juga minim,” katanya.
Dia bahkan menyuarakan, siap bayar Rp 20.000.000 bila semua parkir dikelolanya. Sebab ia menilai, itu sangat tidak sebanding dengan pendapatan yang ada.
“ Ini harus dievaluasi. Sehingga benar-benar efektif ada pemasukan bagi khas daerah,” katanya.
Ia menilai, selama pelaksanaan ada beberapa hal yang harus dievaluasi kedepannya. Mulai dari teknisnya, penataannya dan masyarakat diuntungkan.
“ Teknisnya harus dievaluasi agar semuanya imbang. Masyarakat dimudahkan, pengelola diuntungkan dan Pemerintah Daerah memperoleh Penghasilan Asli Daerah (PAD) dari parkir,” katanya.