BATULICIN,Newskalsel.com – Sosialisasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tanah Bumbu dibuka langsung oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tanah Bumbu, di Gedung Pemuda Kapet Kecamatan Simpang Empat, Senin (30/05/2022).
Sosialisasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial itu merupakan program prioritas nasional yang bertujuan untuk memperluas akses informasi melalui penguatan literasi demi terwujudnya kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tanah Bumbu Yulia Ramadhani saat membuka acara Sosialisasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial menyampaikan, tujuan sosialiasi ini adalah memberikan pemahaman kepada kades khususnya pengelola perpustakaan desa tentang bagaimana mengelola perpustakaan berbasis inklusi sosial.
“Total peserta yang hadir ada 76 orang yang merupakan para kepala desa. Melalui sosialisasi ini diharap kepala desa bisa lebih terdorong untuk memberikan perhatian kepada perpustakaan desa serta pemberdayaan masyarakat,” tuturnya.
Yulia menyebutkan kegiatan ini terbagi dalam 2 sesi, untuk sesi pertama dihadiri peserta dari seluruh kepala desa dari tiga kecamatan yakni Kecamatan Kuranji, Kusan Hulu dan Teluk Kepayang sedangkan di sesi ke dua yaitu dari Kecamatan Satui, Angsana dan Sungai Loban.
Sementara Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan yang diwakili Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan Perpustakaan, Wildan Akhyar yang sekaligus sebagai narasumber mengatakan untuk memperkuat peran dan fungsi perpustakaan sebagai tempat belajar dan berkegiatan, pemerintah mengambil langkah untuk melakukan SPBIS. Pelaksanaannya dilakukan dengan memberikan wawasan pengetahuan dan sekaligus keterampilan bagi pengguna perpustakaan.
“Harapan saya, upaya untuk meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan perpustakaan dapat dimaksimalkan. Terlebih di era kemajuan teknologi saat ini, perpustakaan harus mengambil peran untuk menjadi pusat informasi dan pusat kegiatan masyarakat,” tuturnya.
Wildan Akhyar menekankan, perpustakaan terbuka bagi siapa saja dari semua kalangan. Tidak ada batasan masyarakat. Semua itu perlu agar terwujud masyarakat yang berkeadilan dan dapat menuntaskan kemiskinan informasi