Banjarbaru, newskalsel.com – Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalimantan Selatan menginformasikan harga karet ditingkat petani hingga produsen. Harga karet pabrikan dengan K3 100 persen dikisar harga kisaran Rp 21 ribu hingga Rp 22 ribu.
Kemudian karet kering 15 hari dengan K3, 62 persen hingga 65 persen dengan harga Rp 13.330 hingga Rp 13.975.
Sedangkan harga karet kering 10-15 hari stok gudang dengan K3, 59 persen hingga 61 persen, Rp 12.685 – Rp 13.115. Sementara karet kering, 3-7 hari stok gudang dengan K3 dengan 56 persen hingga 58 persen dengan harga Rp 12.040 – Rp 12.500.
Adapun harga karet basah setelah panen dari petani di pabrikan dengan K3 53 persen- 55 persen dengan harga Rp 11.395- Rp 11.825.
Harga karet basah di tingkat petani di pabrikan dengan K3 40 persen sampai 50 persen diangka Rp 8.600 hingga Rp 9.675. Harga ini stabil ditingkat petani dan tinggi.
Menurut Soleh, salah satu petani karet di Kota Banjarbaru, Rabu (29/12/2021), harga karet memang tinggi. “Tembus sekitar Rp 13.000 per kilogram di sini,” sebutnya.
Dijelaskan Soleh, Harga itu paling rendah. “Ada yang lebih mahal lagi, tapi tingkat kering nya lebih baik,” kata Soleh.
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo), Hasan Yuniar mengatakan harga karet stabil. Minimal dikisaran Rp 10 ribu.
Dia memperkirakan bahwa harga tinggi tersebut tetap stabil terlebih gelaran moto GP di Mandalika dimulai.
“Hal ini karena pasti akan pengaruh dengan pembelian karet karena ban yang akan digunakan. Pasti akan berpengaruh. berapa persennya ya akan diketahui nanti,” ucapnya dia.
Beragam hal jadi pemicu kenaikan harga karet saat ini. Di antaranya, mulai membaiknya ekonomi dunia yang mendorong perbaikan sales otomotif.
Berkurangnya pasokan karet dunia akibat penyakit gugur daun dan serangan penyakit bercak daun (pestalotiopsis), spekulan karet serta pemanfaatan karet untuk pembangunan jalan (aspal karet). ***